Tuesday, October 2, 2018

Cerita Korban Gempa Palu Yang Selamat Dari Runtuhan Bangunan






Cerita Korban Gempa Palu Yang Selamat Dari Runtuhan Bangunan

Bukan hoax, tanah menggulung2 seperti karpet.
Bukan hoax, rumah bisa terbelah dan terpisah ratusan meter.
Bukan hoax, mayat bergelimpangan tanpa bus*na.

Cerita Korban Gempa Palu Yang Selamat


Saat itu magrib...
Dia sedang nyuapin kedua anaknya, tau2 bumi bergetar dg sangat hebatt,
Dia menyadari gempa saat itu tdk wajar, dia langsung menarik anaknya keluar rumah, lari ke tanah lapang...

Namun, apa langsung aman? Ternyata tanah tempatnya berdiri pun retak2 disertai suara gemuruh yg dia bingung dari mana asalnya, yg jelas sangat mengerikan....memang bukan air bah spt di pesisir, namun bumi bisa saja langsung menelanmu seketika....

Dia lari ke arah jalan yg rumah kanan kirinya blm pada runtuh, dia simpulkan disitu lebih aman, namun apa daya gempa seperti mengejarnya....

Sambil terus berlari, di kanan kiri dia saksikan banyak orang menyebut kebesaran Tuhan, namun banyak jg anak2 yg histeris menyaksikan ortunya tertimpa bangunan....

Sungguh sangat-sangat mengerikan dia saksikan...

Ada seorang anak yg dia paksa tarik utk ikut lari, neneknya terhimpit beton namun masih sempat teriak "tolong bawa dia"... Fokus dia ke arah bukit, terus berlari bersama 3 anak kecil...

Malam tiba, dia telah sampai di perbukitan, di sana tdk sendirian, ada belasan orang yg senasib, tanpa alas kaki, penuh luka, dan dengan tangis duka karena terpisah dan kehilangan orang yg mereka sayangi. Tiada air, tiada tikar, tiada lampu, boro2 bawa hape, bisa bawa anak lari menyelamatkan diri sudah sangat dia syukuri.

Malam pertama tidur beralaskan rerumputan... ingin tidur tapi mata tidak bisa terpejam, ya, mereka smua tergoncang psikisnya.. setiap ada gempa susulan dan gemuruh, anak sulungnya sekalu bertanya, "Ibu, apakah kita sebentar lagi mati spt orang-orang itu?" Dia hanya bisa menjawab pelan, "Tidak, ayah pasti akan datang menjemput kita"

24 jam pertama belum ada tanda-data bantuan masuk, kini mereka menyadari mereka terisolir... Mau kembali, jalan pun tdk bs dilewati lagi. Rumah sdh rata dg tanah, pemukiman udah lenyap.

Anak-anaknya mulai mengeluh haus, buang air tidak bisa cebok, lapar, dingin, sakit di luka2nya, dan trauma yg luar biasa...

Dia berusaha jalan lagi berbondong2 dg belasan org, mencari tempat lain siapa tau bantuan sdh datang. Anak2 mulai dehidrasi, demam... hanya ludah ibunya yg dioleskan supaya bibir balitanya agar tdk retak.

"Alhamdulilah!", teriaknya ketika melihat 2 org pemuda membawa 1 dus air gelas dan roti. Namun, 1 gelas air seharga 5rb, 1 roti jg 5 ribu. Dia tengok uang di sakunya, hanya ada 5rb. Dia memohon2, supaya anaknya sj yg dikasih, namun 2 pemuda itu tidak mengabulkan alasannya dia jg membeli dan tdk ada lg utk membeli jika itu habis.

Melihat anaknya yg pucat, tanpa pikir panjang, dia tonjok pemuda tersebut, dibantu emaj-emak yg lain, mereka berhasil "merampas" air dan roti itu utk anak2 mereka. dalam hatinya tak peduli mau masuk neraka, yg ada dia hrs menyelamatkan anak2nya dan juga anak2 lain secepatnya...

Di 48 jam pertama dia msh bs mendengar suara2 rintihan dari reruntuhan bangunan, namun hr ketiga suara2 itu makin sedikit...

Entah sdh brp kilometer mereka jalan kaki, smp akhirnya bs menjangkau posko kami. Lega rasanya anak-anaknya bisa selamat. Namun, air matanya menetes, saat anaknya bertanya, "Ayah di mana Bu?

😭😭
#PrayForPalu


Previous Post
Next Post

3 comments:

  1. Your blog is really interesting and inspiration to many. I'll be looking forward for more of your posts. cara menyembuhkan batuk rejan

    ReplyDelete
  2. semoga tidak ada lagi kejadian yang serupa di negeri kita ini
    www.essenaquatic.xyz

    ReplyDelete